Selasa, 01 Maret 2011

WAHAI PEMUDA, GALILAH POTESI DIRI DAN KREATIF!




Oleh Gola Gong

John F Kennedy, Presiden Amerika tahun 1960-an, sebelum tewas ditembak “fans” beratnya pernah berujar, “Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan kepadamu, wahai anak muda! Tapi tanyakan kepada dirimu, apa yang sudah kamu berikan kepada negaramu?” Tapi di kita, kadang itu jadi terbalik, “Negara udah ngasih apa sama kita?” Itulah sebabnya, kenapa anak muda di negeri ini loyo-loyo kurang darah, karena mentalnya dididik jadi pengemis.

MANDEG

Jadi pemuda haruslah seperti jalan setapak menuju mata air. Dia harus memiliki spirit menerabas alang-alang dan semak belukar di hutan, agar orang-orang bisa mengikuti kita ke arah kemajuan. Itu dilakukan oleh para petualang Eropa, saat memetakan bumi Afrika. DR. Livingstone, misalnya, memetakan tentang sungai Nil yang membelah Afrika bersumber dari danau Victoria . Atau, para ilmuwan semacam Newton , yang memerhatikan buh apel jatuh, sehingga munculah teori gravitasi.

Lantas, kita sebagai anak muda Banten, sudah melakukan apa? Hanya menadahkan tangan, menunggu bantuan datang? Jika memulai mengerjakan sesuatu, maka mandeg? Kecenderungan anak muda yang hanya mau melakukan sesuatu jika ada dana sudah menggejala sekarang. Mereka memoles dirinya dengan berdandan seperti para pengusaha, menenteng proposal memintai dana kemana-mana, berkedok atas nama rakyat. Semoga kita tidak menjadi pemuda seperti itu. Semoga kita menjadi pemuda yang penuh semangat.

POTENSI

Atau kata Aa Gym, “Rezeki itu harus dijemput’ ? Tentu kami memilih yang kedua. Rezeki harus dijemput. Caranya? Degnan berusaha dan berdo’a. Kami hnya memiliki modal semagnat dan ilmu. Kami tahu, di Banten bisnis film belum populer. Trendnya masih ke Jakarta . Itu kami sadari. Tapi itu tidak membuat kami patah semangat

Pernah mendengar kisah tentang teman-teman kita di Banten, dengan usianya yang masih muda, tapi mampu menggali potensi drinya? Ada 3 nama yang saya catat sempurna di hati saya. Mungkin itu teman kalian juga. Pertama adalah NP Rahardian, direktuk Rekonvasibumi. Dia adalah contoh anak muda yang ketika jatuh terpuruk dihantam badai krismon, mampu bangkit dengan cara mengali potensi dirinya. Awalnya Nana, panggilan akrabnya, terjun di dunia bisnis konstruksi. Saat terpuruk, dia menjadi pemuda yang mencari-cari pegangan. Dia tak patah semangat. Dia menggali potesi dirinya. Teryata dia memiliki kemampuan mengelola lingkungan. Sekarang, dia berkibar dengan LSM Rekonvasi Bumi, satu-satunya LSM yang konsisten mengawal lingkungan di Banten. Bahkan Nana dan Rekonvasi Bumi sudah jadi bagian gerakan lingkungan hidup dunia. Silahkan buktikan sendiri, datang berkunjung ke kantornya di Sengkele, Sempu, persis di belakang Kantor Kejaksaan serang. Graha Bumi dengan 3 lntai sangat luar biasa bagi saya.

Pemuda kedua adalah Maulana Wahid Fauzi alias Si Uzi, Direktur sekaligus Pemimpin Redaksi Banten Raya Post. Mengawali karirnya sebagai kartunis lepas di beberapa tabloid nasional; Bola, Nova, majalah Humor dan Kartini, Si Uzi direkrut Radar Banten. Karikatur-karikaturnya di Radar Banten menggelitik kita semua; tersindir tapi tetap tersenyum. Dia adalah pemuda yang mampu mengenali potensi dirinya, tanpa perlu merengek-rengek meminta fasilitas kepada negara, seperti John F Kennedy pernah katakan kepada rakyatnya. Sekarang Si Uzi sedag merintis karir baru sebagai direktur dan Pemimpin Redaksi Banten Raya Post. Kunci suksesnya, kenali potensi dan kreatif!

Pemuda ketiga adalah Andi Trisnahadi, Direktur Suhud Trisnahadi. Saya tahu persis, bagaimana Andi membuat karcis, kwitansi, dan liflet di masa awal bisnisnya. Dia adalah pemuda yang ingin maju, sukses, tapi tidak lupa berbagi. Jika ada anak-anak muda seperti dirinya yang sedang membuat kegiatan, Andi membantunya denan membuatkan liflet dan spanduk gratis. Dia pengusaha pas-pasan tanpa modal dari bank, tapi masih mau membantu. Dan tidak takut bangkrut usahanya. Saya menilai, itu adalah investasi jangka panjang dari segi pencitraan. Alhasil, SUHUD Mdiapromo berkembang pesat sebgai perusahaan yagn bergerak di dunia kreativitas.

Ketiga pemuda tadi; Nana, Uzi, dan Andi adalah profil anak muda Banten yang patut kita contoh. Mereka menjemput rezeki, menggali potensi dirinya, tidak merengek-rengek menadahkan tangan, tapi justru menerabas semak-belukar, membukakan jalan kepada pemuda lain untuk ikut sama-sama menjemput rezeki yang bertebaran. Bukankah Muhamad pernah bersabda, “Tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.”

JUNGKIR BALK

Mencontoh mereka, kami pikir itu hal terbaik. Kami jungkir balik di GMC, mencoba menjemput rezeki yang bertebaran dan menggali potensi diri. Di film, kami terus merancang pembuatan “Banten Sinema” dengan anggaran lokal, sangat tidak masuk akal jika dibandingkan dengan TV nasional, tapi kami tetap bersemangat. Juga menawarkan pembuatan biografi tokoh dalam bentuk buku atau film. Rata-rta mereka “ketakutan” dengan yang namanya pembuatan film. Padahal sebetulnya ada cara mudah untuk menekan biaya produksi. Harganya sangat terjangkau dan tentu sesuatu yang baru di Banten.

Hal lainnya, insya Allah, tahun depan kami memiliki kantor kecil di Jalan Bhayangkar 105, di depan kantor Kelurahan. Kami akan membuat “Klab Kreatif” untuk pelajar dan mahsiswa, yaitu kursus jurnalistik, mengarang, dan film. Kami akan membagikan pengalaman kami. Biaya kursusnya Rp. 100.000,-/bulan untuk masing-masing ilmu (jurnalistik, mengarang, dan film). Peserta kursus akan mendapatkan kaos, kartu “klab kreatif”, dan modul.

Untuk kelanjutan dari kursus itu, kami akan memberikan wadahnya. Misalnya, untuk kelas jurnalistik, pada 17 Desember, kami akan meluncurkan tabloid KAIBON, sebuah media ramah bagi keluarga Banten, 16 hlm, cover berwarna, kertas koran seperti Banten Raya Post, ukurannya tabloid 27 x 41 cm. Terbit 2 mingguan. Menu-menunya renhyah dan gurih, jauh dari politik. Ini lebih menggugah keluarga Banten untuk maju. Spiritnya membangun keluarga sakinah dimulai dari rumah. Insya Allah. Doain ya dulur-dulur. (*)


February 12, 2008

http://bantenstar.wordpress.com/2008/02/12/wahai-pemuda-galilah-potesi-diri-dan-kreatif/

0 komentar: